Cara konfigurasi dan remote server di debian


https://ayubaji.blogspot.com/2015/03/konfigurasi-debian-lengkap-dengan.html?m=1

https://wahyu-nugraha-mudah.blogspot.com/2019/11/konfigurasi-remote-server-debian-97.html?m=1

Cara konfigurasi:

Pengertian DNS

Domain Name System (DNS) adalah distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang mengunakan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). DNS biasa digunakan pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail, dimana DNS membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address. Selain digunakan di Internet, DNS juga dapat di implementasikan ke private network atau intranet dimana DNS memiliki keunggulan seperti:
  • Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP address sebuah komputer cukup host name (nama Komputer).
  • Konsisten, IP address sebuah komputer bisa berubah tapi host name tidak berubah.
  • Simple, user hanya menggunakan satu nama domain untuk mencari baik di Internet maupun di Intranet.
DNS dapat disamakan fungsinya dengan buku telepon. Dimana setiap komputer di jaringan Internet memiliki host name (nama komputer) dan Internet Protocol (IP) address. Secara umum, setiap client yang akan mengkoneksikan komputer yang satu ke komputer yang lain, akan menggunakan host name. Lalu komputer anda akan menghubungi DNS server untuk mencek host name yang anda minta tersebut berapa IP address-nya. IP address ini yang digunakan untuk mengkoneksikan komputer anda dengan komputer lainnya.
  
Sejarah singkat DNS.
Sebelum dipergunakannya DNS, jaringan komputer menggunakan HOSTS files yang berisi informasi dari nama komputer dan IP address-nya. Di Internet, file ini dikelola secara terpusat dan di setiap loaksi harus di copy versi terbaru dari HOSTS files, dari sini bisa dibayangkan betapa repotnya jika ada penambahan 1 komputer di jaringan, maka kita harus copy versi terbaru file ini ke setiap lokasi. Dengan makin meluasnya jaringan internet, hal ini makin merepotkan, akhirnya dibuatkan sebuah solusi dimana DNS di desain menggantikan fungsi HOSTS files, dengan kelebihan unlimited database size, dan performace yang baik. DNS adalah sebuah aplikasi services di Internet yang menerjemahkan sebuah domain name ke IP address. Sebagai contoh, www untuk penggunaan di Internet, lalu diketikan nama domain, misalnya: yahoo.com maka akan di petakan ke sebuah IP mis 202.68.0.134. Jadi DNS dapat di analogikan pada pemakaian buku telepon, dimana orang yang kita kenal berdasarkan nama untuk menghubunginya kita harus memutar nomor telepon di pesawat telepon. Sama persis, host komputer mengirimkan queries berupa nama komputer dan domain name server ke DNS, lalu oleh DNS dipetakan ke IP Address.
Bagaimana DNS Bekerja?
Fungsi dari DNS adalah menerjemahkan nama komputer ke IP address (memetakan). Client DNS disebut dengan resolvers dan DNS server disebut dengan name servers. Resolvers atau client mengirimkan permintaan ke name server berupa queries. Name server akan memproses dengan cara mencek ke local database DNS, menghubungi name server lainnya atau akan mengirimkan message failure jika ternyata permintaan dari client tidak ditemukan. Proses tersebut disebut dengan Forward Lookup Query, yaitu permintaan dari client dengan cara memetakan nama komputer (host) ke IP address. 

  • Resolvers mengirimkan queries ke name server
  • Name server mencek ke local database, atau menghubungi name server lainnya, jika ditemukan akan diberitahukan ke resolvers jika tidak akan mengirimkan failure message
  • Resolvers menghubungi host yang dituju dengan menggunakan IP address yang diberikan name server.
Mungkin hanya itu yang dapat saya paparkan tentang pembahasan singkat mengenai DNS, Selanjutnya kita berlanjut ke materi yang di atas yani bagimana cara konfigurasi DNS Server pada Linux Debian 5 (Lenny)

Sebagai gambaran saya menggeunakan topologi jaringan seperti gambar dibawah ini:

Dari gambar topologi di atas kita mengartikan bahwa Komputer yang di gunakan sebagai server DNS harus memiliki minimal 2 buah Adapter Jaringan, adapter yang pertama untuk  mengkoneksikan ke Internet anggap saja penetapannya di (eth0) degan IP Address 192.168.5.48, dan adapter yang ke dua (eth1) dengan IP Address 10.1.10.1 untuk pengkoneksian terhadap PC klien sekaligus penamaan DNS nya, DNS Server "jerbee.net" dengan IP Address 10.1.10.1 .

Setelah instalasi Sistem Operasi Debian 5 (Lenny) selesai (panduan lengkap cara intallasi Sistem Operasi Linux Debian 5 bisa klik disini), selanjutnya untuk tahap pertama adalah mengkonfigurasi Network/jaringan nya terlebih dahulu agar saling terhubung baik dengan klien maupun dengan internetnya.

Setelah booting komputer selesai kita akan dihadapkan dengan Login, selanjutnya kita hanya tinggal login saja sebagai Super User/root, kita login dengan perintah:

   server login : root
   Password : (*masukan passwod yang anda masukan pada saat intalasi)
- Setelah kita berhasil login ke superuser kita tinggal mengketikan:
nano /etc/network/interfaces


Maka akan tampil menu baru seperti di bawah ini:

*perhatikan pada isi di atas selanjutnya di edit sehingga menjadi seperti berikut:
 


 setelah itu save hasil peruban kita dengan cara:
tekan CTRL+X, tekan Y, kemudian Enter
Jangan lupa pula kita restart setiap hasil konfigurasian kita, dengan cara:
/etc/init.d/networking restart
Cek atau lihat hasil konfigurasian di atas dengan menggunakan ifconfig eth0/eth1 lihat apakah hasil konfigurasian sudah benar apa belum. Jika kita mengecek eth0 dengan ifconfig eth0 maka akan nampak Ip Address padaeth0 adalah 192.168.5.48 bla-bla-bla , dan untuk eth1 Ip Addressnya adalah10.1.10.1 bla-bla-bla.


KONFIGURASI INTERNET GATWAY (ROUTER)
Linux Debian juga dapat digunakan sebagai Router. NAT (Network Address Translation) digunakan untuk menghubungkan antara jaringan Local  Area Network (LAN) dengan jaringan luar (WAN). Metode NAT ini hanya bekerja untuk "Routing Satu Arah". Atau kita juga dapat mengguanakan metode IP Forwading, untuk "Routing Dua Arah".
lankah-langkah untuk konfigurasi Internet Gateway: 
  • Konfigurasi IP Address   
Untuk membuat router, dibuuhkan setidaknya minimal dua ethernet. Namun jika terpaksa, anda bisa menggunakan metode IP Address Alias. Jika belum ada maka tambahkan terlebih dahulu.


  • Konfigurasi IP Forwading 
Aktifkan IP forwading, agar transfer data dapat berjalan antara dua jaringan yang berbeda. Ip Forwading ini berfungsi sama seperti halnya  bridge. Namun dalam konsef ini debian berfungsi sebagai Router. Untuk konfigurasinya edit file sysctl.conf  agar konfigurasi menjadi tetap.


Cari skrip  net.ipv4.ip_forwad=1
Buang tanda pagar # (pagar) pada skrip net.ipv4.ip_forwad=1 sehingga menjadi seperti berikut:
setelah itu disimpan hasil konfigurasian di atas. lihat hasil editan pada filesysctl.conf




  • Konfigurasi IPTABLES
Sedikit konfigurasi IPTABLES, untuk membuat jaringan local menjadi perivate (NAT).
iptables -t nat -A POSTROUTING -o eth0 -j MASQUERADE

Agar konfigurasi IPTABLES berjalan setiap kali di restart, masukan skrip diatas kedalam file /etc/rc.local
 
 


tambahkan skript iptables di atas sebelum skript exit 0 
*simpan hasil konfigurasian di atas.

Selanjutnya restart dulu server kita dengan perintah reboot, Cek hasil konfigurasian kita apakah sudah berjalan lancar apa masih ada maslah, untuk mengetahui atau mengecek anda bisa menggunakan perintah ping pada masing masih alamat/address. 
  • Cek dari server ke klien dan sebaliknya
  • Cek dari server ke internet contoh ke google.com dll, cek juga dari klien apakah sudah terkoneksi juga terhadap internet.
Salah satu aplikasi DNS Server yang paling banyak di gunakan dalam system operasi Linux adalah BIND9 (Barkeley Internet Name Daemon  versi 9) karena konfigurasinya cukup mudah di mengerti khususnya bagi pemula. BIND pertama kali diimplementasikan dan ditulis oleh Paul Mockapertis, dan selanjutunya  dikembangkan oleh beberapa perusahaan dan terakhir pada tanggal 8 Mei 1997 diambil alih oleh ISC (Internet Software Consortium) untuk keperluan produksi. 
Dan kebetulan pula kali ini saya akan meperaktikan bagimana cara konfigurasi DNS Server dengan aplikasi BIND.


Langkah-langkah intalasi dan konfigurasi
  - Menginstal Bind9
  - Mengkonfigurasi zone domain dengan mengedit file named.conf
  - Kemudian tambahkan skrip berikut ini pada baris paling bawah

 - Konfigurasi file forward
    Forward berfungsi untuk mengubah nama domain ke alamat IP Address. Untuk membuat file konfigurasinya, kita dapat menyalin dari file yang sudah ada.

Kemudian edit hasil salinan tadi
  
Perhatikan gambar di bawah ini:
editlah file diatas dan editanya nampak seperti berikut:
 
- Konfigurasi file Reserve
Reserver berfungsi untuk mengubah IP Address menjadi nama Domain. untuk membuat konfigurasinya, kita tinggal mengcopy file forward yang telah tadi kita buat.
Kemudian edit hasil copy annya.
server:~# nano /etc/bind/reserve
Dari seperti ini:
 
Sehingga menjadi seperti berikut:
*simpan hasil konfigurasian di atas.

Menambahkan dns-name-server
  Tambahkan nameserver pada file /etc/resolv.conf agar dapat di akses darilocalhost
 *simapan hasil konfigurasi diatas.
kemudian restart BIND9
 - Pengujian DNS Server 
Tes apakah sudah berhasil atau tidak dengan perintah dig atau nslookup 








WEB & DATABASE SERVER
Web server termasuk salah satu layanan SERVER yang paling populer. Karena lewat web server tersebut, website kita sapat di akses oleh seluruh pengunjung dari Internet. Dalam keadaan default, web server berjalan di protocol HTTP melalui Port 80. Pada postingan kali ini selain saya menjelaskan bagaimana cara konfigurasi Network, Network Routing, DNS server, juga akan membahas web dan database severnya. Kali ini saya ajan membuat web server menggunakan aplikasi Apache.
Dalam perancangan Web Serverm kita harus mengetahui dahulu persyaratan (Dependesi) dari Website yang akan kita buat. Misalnya, website tetsebut membutuhkan bahasa HTML saja, atau PHP4/PHP5, atau juga MySQL Database sebagai media penyimpanan datanya. Kita asumsikan saja, akan menggunakn Content Management System (CMS) gratisan dari Internet, semisal Joomala, Wordpress atau Durpal.


Langkah-langkah Intalasi dan Konfigurasi
1. Install semua paket yang dibutuhkan untuk web dan database server.
Selama proses intalsi berjalanm maka akan muncul beberapa pertanayaan seperti berikut.
-Do you want to continue [Y/n]? tekan "y"
-Isikan password unutk database MySQL
-Ulangi password yang telah di masukan
-Pilih apache2 dengan menekan spasi pada keyboard unutk menjalankan phpmyadmin
2. Konfigurasi web server
secara default unutk mengkonfigurasi web server dapat dilakukan dengan mengedit file /etc/apache2/sites-available/default. Terlebih dahulu kita backup file tersebut:
kemudian edit:
nano /etc/apache2/sites-available/default
dan rubah isinya mejadi seperti berikut:
 3. Restart APACHE
b. Pengujian
1. Pengujian Web Server via server
sebelum melakukan pengujian kita edit dulu file tampilan default website yang kita buat 
lihat hasilnya dengean meluliskan w3m jerbee.net pada sever kita.

2. Pengujian Web Server via klient
sebelum  kita langsung ke Web Browser kita setting terlabih dahulu Ip address miliknya klinet
 kita langung cek di CMD.EXE


 Pengujian via web browser




*Sampai disini selesai berhasil



Konfigurasi remote server debian 9.7:

Remote server adalah server yang anda akses sebagai bagian dari proses client tanpa membuka koneksi terpisah, berbeda, ataupun langsung.

Fungsi : 
  •  Mengendalikan komputer lain dari lokasi yang di remote, misalnya untuk mengakses software di komputer yang ada divisi atau bagian lain di perusahaan oleh penggunaan techicalsupport perusahaan diruang kerjanya.
  •  Mengawasi penggunaan komputer lain dari jarak jauh.
  •  Mematikan komputer dari jarak jauh. Menghidupkan ulang komputer/restart dari jarak jauh. Memodifikasi setting registry komputer lain dari jarak jauh.
  •  Mengawasi penggunaan program berjalan / internet dari jarak jauh.

 Topologinya sebagai berikut


Kalian harus mempunyai aplikasi putty untuk meremotenya 

Langkah-langkah konfigurasi :

1.Pertama kalian setting ip address kalian pada server.

2. Masuk ke file nano /ets/hosts

3. Merubah hostname mesin menjadi nama kita.

4. Masuk ke nano /ets/hostname.

5. Ubah hostname kalian menjadi nama kalian.

6. Perhatikan nama sebelumnya .

7. Kemudian kalian reboot.

8. Kemudian kalian cek apakah sudah berubah atau belum.


TELNET

1. Pertama kalian cek dulu paket yang dibutuhkan untuk menginstall telnet, Dengan perintah apt-cache search telnetd sebelumnya saya sudah menginstal paket tersebut tampilan akan seperti dibawah.

2. Kalian masuk ke file nano /etc/apt/sources.list.

3. Jika paket tersebut tidak ada dalam DVD Debian boleh menggunakan repository local untuk menambahkan paket tersebut, Buka pada link dibawah ini kemudian tambahkan pada baris terakhir :https://www.linuxsec.org/2019/01/repo-lokal-debian-stretch.html
deb http://kambing.ui.ac.id/debian/ stretch main contrib non-free
deb http://kambing.ui.ac.id/debian/ stretch-updates main contrib non-free
deb http://kambing.ui.ac.id/debian-security/ stretch/updates main contrib non-free
 

4. Kemudian kalian update paket dengan perintah apt-get update

5. Selanjutnya install paket telnet dengan perintah apt-get install telnetd.

6. Cek paket yang sudah terintall dengan perintah dpkg -l telnetd.

7. Selanjutnya kalian masuk ke putty ubah connection type nya menjadi telnet, Jangan lupa masukan ip address.

8. Jika berhasil akan seperti ini tampilan nya.

9. Kemudian kalian coba telnet menggunakan cmd. masukan perintah telnet 35.35.35.35 sesuaikan dengan ip kalian

10. Jika berhasil maka akan seperti ini tampilannya.


TELNET (Nomor Absen)

1. Kalian masuk ke nano /etc/services untuk mengubah port default telnet menjadi abesn kalian.

2. Cari telnet dan ubah port 23 menjadi 35 di sesuaikan dengan absen kalian.

3. Kemudian kalian reboot.

4.  Selanjutnya kalian masuk ke putty masukan ip address kalian dan port yang sudah kalian buat sebelumnya.

5. Jika berhasil maka akan seperti ini.

6. Kemudian kalian masuk ke cmd dan tes di cmd dengan ketikan perintah telnet 35.35.35.35 dan portnya 35.

7.Jika berhasil tampilan nya akan seperti ini.


SSH

1. Pertama kalian install dulu paket ssh dengan perintah apt-get install openssh-server,

2. Kemudian kalian masuk ke nano /etc/ssh/sshd_config

3. Selanjutnya kalian tambahkan permit root yes .

4.Kemudian kalian restart ssh nya dengan perintah /etc/init.d/ssh restart


5. Kita cek status sshnya jika sedang berjalan maka akan ada tulisan active running.

6. Masuk ke aplikasi putty kemudian masukan ip address dan portnnya ssh.

7. Jika berhasil maka akan seperti ini.


SSH(Nomor Absen)

1. Pertama kalian install ssh server dengan perintah apt-get install openssh-server.

2. Kalian masuk ke nano /etc/ssh/sshd_config untuk mengedit file sshd dengan perintah nano /etc/ssh/sshd_config.

3. Selanjutnya kalian tambahkan PermitRootLogin yes.

4. Lalu kalian restart ssh dengan perintah /etc/init.d restart.

5. Cek status sshnya dengan perintah systemctl jika sedang berjajalan maka akan ada tulisan active running.

6. Masuk ke nano /etc/ssh/sshd_config untuk mengubah portnya menggunakan port abesn kalian.

7. Ubah portnya menjadi port 35 di sesuaikan dengan abesn kalian.

8. Selanjutnya kalian reboot.

9. Buka aplikasi putty lalu masukan ip address kalian pilih ssh dan port nya di ganti menjadi absen.

10. Jika berhasil maka akan seperti ini tampilan nya.

11. Kalian uji coba di cmd dengan perintah ssh -l wahyunugraha (server kalian) 35.35.35.35 (ip address kalian) -p 35 (port absen kalian)

12. Jika berhasil tampilan nya maka akan seperti ini.

Komentar

Postingan Populer